Minggu, 05 Mei 2024

15 Cara Mengatasi Bibir Kering (Mudah dan Efektif)

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

cara-mengatasi-bibir-kering-doktersehat

DokterSehat.Com – Setiap orang pasti pernah mengalami kekeringan pada bibirnya. Kondisi bibir kering ini tentunya menyebabkan ketidaknyamanan, bukan? Ditambah lagi, bibir yang kering mengurangi estetika bibir sehingga secara tidak langsung turut memengaruhi tingkat kepercayaan diri. Lantas, apa penyebab bibir kering? Bagaimana cara mengatasi bibir kering yang benar dan efektif?

Penyebab Bibir Kering

Bibir adalah bagian tubuh yang tidak memiliki kelenjar minyak. Oleh sebab itu, bibir tidak dapat melakukan proses pelumasan secara alami.

Fakta ini menjadikan bibir rentan mengalami kekeringan dan juga pecah-pecah. Penyebab bibir kering atau pecah-pecah lebh dikarenakan minimnya tingkat kelembaban bibir yang dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti udara, kurang cairan, atau tubuh sedang dalam kondisi sakit. Selain itu, paparan sinar matahari juga turut menyebabkan bibir menjadi kering.

Cara Mengatasi Bibir Kering

Bibir kering tergolong masalah kesehatan ringan. Akan tetapi, kondisi ini sangatlah mengganggu, baik kenyamanan maupun penampilan bibir. Terlebih lagi jika bibir sudah sampai mengalami pecah-pecah, bukan tidak mungkin bibir menjadi rentan berdarah.

Berikut ini ada sejumlah cara mengatasi bibir kering yang bisa Anda lakukan guna mengobati kondisi bibir kering tersebut.

1. Lip Balm

Lip balm memiliki fungsi untuk melembabkan bibir. Tentunya tak salah memanfaatkan produk ini sebagai cara mengobati bibir kering yang Anda alami. Penggunaan lip balm lebih ditujukan untuk melindungi bibir dari paparan sinar matahari maupun udara panas dan kering, yang mana hal ini merupakan salah satu penyebab bibir kering paling umum.

2. Petroleum Jelly

Berfungsi sebagai pelembab kulit, produk pelembab petroleum jelly juga bisa Anda gunakan sebagai cara menghilangkan bibir kering. Petroleum jelly efektif dalam menjaga kadar kelembaban bibir agar tetap ideal. Pun, petroleum jelly disebut-sebut dapat mengatasi masalah bibir pecah-pecah berikut luka yang ditimbulkan.

Oleskan petroleum jelly pada permukaan bibir Anda secara merata. Lakukan cara mengatasi bibir kering ini secara rutin 1 – 2 kali sehari sampai bibir kering sembuh.

3. Madu

Madu sudah lama dipercaya bisa efektif untuk mengatasi pelbagai masalah kesehatan, dari yang ringan hinga serius sekalipun, tak terkecuali sebagai cara mengobati bibir kering. Madu adalah pelembab alami yang diklaim efektif membuat bibir senantiasa terjaga kelembabannya sehingga tidak mudah kering apalagi sampai pecah-pecah.

Tak hanya itu, madu juga diperkaya dengan zat-zat yang bersifat anti-bakteri. Hal ini tentu saja membuat madu dapat melindungi bibir dan juga mulut dari serangan bakteri jahat yang bisa menyebabkan masalah pada mulut.

4. Lidah Buaya

Lidah buaya (aloe vera) diperkaya oleh pelbagai zat alami yang membuatnya bermanfaat untuk mencegah dan mengobati masalah kesehatan, termasuk bibir kering.

Anda juga bisa menjadikan gel lidah buaya sebagai cara mengatasi bibir kering yang sedang dialami. Oleskan gel lidah buaya pada bibir sesaat sebelum tidur. Lakukan cara ini secara rutin sampai hasilnya terlihat.

5. Mentimun

Menggunakan mentimun juga menjadi cara menghilangkan bibir kering secara alami yang efektivitasnya sudah tidak perlu diragukan lagi.

Manfaat mentimun untuk mengobati bibir kering dan pecah-pecah tak lepas dari kandungan nutrisi dan vitamin di dalamnya, sebut saja vitamin C. Iris timun, kemudian olesi bibir Anda dengan irisannya tersebut secara perlahan. Diamkan selama kurang lebih 15 menit, kemudian bilas dengan air bersih. Lakkukan cara ini 2 – 3 kali sehari untuk hasil yang maksimal.

6. Tomat

Buah berwarna merah ini kaya akan air, vitamin A, vitamin C, likopen, dan sejumlah nutrisi penting lainnya. Atas dasar tersebut, tomat adalah alternatif obat bibir kering alami yang bisa Anda manfaatkan guna menghilangkan bibir kering maupun pecah-pecah.

Sama seperti poin sebelumnya, Anda hanya cukup memotong tomat menjadi beberapa irisan, kemudian oleskan irisan tersebut pada bibir secara merata. Tunggu selama kurang lebih 15 menit sebelum mencuci bibir dengan air bersih.

7. Lemon

Kandungan vitamin C dan air yang tinggi pada buah berkulit kuning ini sudah pasti sangat ampuh guna menghilangkan bibir kering dan pecah-pecah yang Anda alami.

Anda bisa mencampur lemon dan madu, kemudain mengoleskannya pada bibir secara merata sebanyak 2 – 3 kali dalam sehari.

8. Minyak Zaitun

Semua mungkin sudah tidak asing dengan pelbagai manfaat yang dimiliki oleh minyak zaitun. Minyak yang berasal dari ekstraksi buah zaitun ini ternyata juga bisa menjadi cara mengobati bibir kering yang efektif.

Kandungan asam lemak yang dimiliki minyak zaitun disinyalir menjadi alasan mengapa minyak ini cocok digunakan oleh Anda yang sedang mengalami bibir kering atau pecah-pecah. Pun, minyak zaitun membuat bibir senantiasa lembut dan memiliki tingkat kekenyalan yang ideal.

Oleskan minyak zaitun secara merata pada bibir Anda sebanyak 2 – 3 kali dalam sehari. Tunggu sekitar 15 menit, kemudian cuci bibir dengan air bersih.

9. Penuhi Asupan Cairan

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, salah satu penyebab bibir kering adalah kurangnya asupan cairan pada tubuh. Akibatnya, tubuh mengalami dehidrasi yang berujung pada kondisi bibir tak terkecuali.

Jadi, cara agar bibir tidak kering sejatinya bisa Anda terapkan dengan senantiasa menjaga agar kebutuhan cairan harian tercukupi. Minumlah sekitar 8 – 10 gelas air putih setiap hari, terlebih lagi jika kebetulan banyak aktivitas di luar ruangan.

10. Konsumsi Makanan Bergizi

Mengonsumsi makanan bergizi juga menjadi cara mengatasi bibir kering yang paling efektif. Buah dan sayur—terutama yang mengandung vitamin C dan serat—adalah jenis makanan yang sudah selayaknya ada di dalam menu sehari-hari jika Anda ingin terhindar dari mengalami bibir kering, pun apabila sudah terlanjur mengalami bibir kering dan ingin mengobatinya.

11. Tidak Membasahi Bibir dengan Liur

Manakala mengalami bibir kering, umumnya Anda akan secara naluriah membasahi bibir dengan air liur, baik dengan cara menjilatinya dengan lidah, atau memasukkan bibir ke dalam mulut. Meskipun bibir menjadi basah, faktanya hal bukan merupakan cara mengatasi bibir kering yang benar, lho.

Membasahi bibir sebagai cara agar bibir tidak kering faktanya merupakan kegiatan yang tidak serta-merta membebaskan Anda dari masalah kesehatan yang satu ini. Pasalnya, air liur (saliva) memiliki sifat cepat menguap. Alih-alih bibir kering hilang, yang terjadi justru kondisi bibir kering dan bibir pecah-pecah menjadi bertambah parah.

12. Tidak Menggigit Bibir

Nah, Anda yang suka menggigit bibir juga baiknya hentikan kebiasaan tidak baik ini. Menghindari aktivitas menggigit bibir adalah cara agar bibir tidak kering. Pasalnya, menggigit bibir dapat menyebabkan rusaknya lapisan pelindung bibir, yang mana hal ini akan membuat bibir rentan mengalami kekeringan dan pecah-pecah.

13Tidak Menggunakan Lipstik Matte

Anda para wanita mungkin kerap menggunakan lipstik dengan warna matte. Pasalnya, lipstick jenis ini cenderung lebih tahan lama di bibir. Namun sayangnya, lipstik matte adalah lipstick yang tidak dilengkapi dengan pelembab. Alhasil, menggunakan lipstik ini berpotensi menyebabkan bibir menjadi kering.

Oleh sebab itu, cara agar bibir tidak kering yang juga sebaiknya Anda lakukan adalah dengan menghindari pemakaian lipstik matte ini. Kalaupun tetap ingin memakainya, pastikan saat membersihkan lipstik, gunakan pelembab bibir agar bibir tetap terhidrasi.

14. Hindari Pemicu Alergi (Alergen)

Khusus untuk Anda yang memiliki riwayat alergi, seperti alergi makanan atau bahan kimia tertentu, menghindari pemicu alergi (alergen) adalah cara agar bibir tidak kering yang bisa dilakukan. Pasalnya, alergen akan menyebabkan tubuh mengalami reaksi alergi, dan apabila reaksi alergi terjadi di area bibir dan mulut, hal ini dapat berakibat pada kondisi bibir kering.

15. Tidak Bernapas Melalui Mulut

Cara agar bibir tidak kering yang juga tak kalah penting adalah, tidak bernapas melalui mulut. Bernapas melalui mulut hanya akan membuat proses pengeringan bibir menjadi lebih cepat. Gunakanlah hidung yang memang sudah diciptakan sebagai saluran pernapasan utama tubuh.

Itu dia informasi mengenai cara mengatasi bibir kering yang perlu Anda ketahui. Bibir yang sehat dan menawan tentunya menjadi dambaan semua orang. Oleh sebab itu, jaga selalu kesehatan bibir Anda, ya. Semoga bermanfaat!



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Sabtu, 04 Mei 2024

Batuk Kronis: Penyebab, Gejala, Obat, dan Pencegahan

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

batuk-kronis-doktersehat

DokterSehat.com – Apa itu batuk kronis? Batuk kronis adalah batuk yang sudah berlangsung lebih dari 2 bulan pada orang dewasa atau 1 bulan pada anak-anak. Meski terlihat sepele, batuk kronis dapat membuat kelelahan dan menganggu waktu tidur Anda. Batuk kronis dapat menghilang begitu penyebabnya bisa diatasi. Simak penjelasan lengkap mengenai penyebab, gejala, obat batuk kronis, dll di bawah ini.

Penyebab Batuk Kronis

Karena batuk kronis bisa terjadi di segala usia, perlu Anda ketahui bahwa batuk kronis pada orang dewasa sering kali disebabkan oleh TBC atau kebiasaan merokok. Sementara pada anak-anak, batuk kronis sering disebabkan oleh asma.

Beberapa penyebab-penyebab umum dari batuk kronis termasuk asma, rinitis alergi, persoalan-persoalan sinus (contohnya infeksi sinus), dan pengaliran balik ke esophagus (esophageal reflux) dari isi-isi lambung.

Pada kejadian-kejadian yang jarang, batuk kronis adalah akibat dari penghisapan dari benda-benda asing kedalam paru-paru (biasanya pada anak-anak). Jika batuk kronis hadir melakukan prosedur x-ray adalah sesuatu yang penting.

Berikut adalah penyebab umum batuk kronis yang harus Anda kenali, di antaranya:

1. Merokok

Memiliki kebiasaan merokok adalah penyebab yang paling umum dari batuk kronis. Bahkan jika Anda hanya menjadi perokok pasif, Anda juga bisa terjangkit bronkitis kronis. Bronkitis kronis sendiri memiliki gejala batuk kronis yang dapat timbul dan biasanya akan berlangsung lama.

2. Asma

Penyebab batuk kronis berikutnya adalah terkait dengan penyakit asma. Asma sendiri adalah penyakit paru-paru kronis di mana saluran udara di paru-paru rentan terhadap inflamasi dan pembengkakan. Pemicu asma setiap orang berbeda-beda, ada yang dipicu oleh udara, asap rokok, pilek, makanan tertentu dan olahraga.

Sementara itu, beberapa penderita asma ada yang mempunyai batuk kronis sebagai gejala mereka satu-satunya. Kondisi ini sering kali dirujuk sebagai asma varian-batuk. Gejala-gejala asma dapat diperburuk oleh udara dingin, paparan polutan atau aroma minyak wangi.

3. Gastroesophageal reflux disease (GERD)

Gastroesophageal reflux disease adalah suatu penyakit dari kerongkongan dan lambung yang terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan akibat dari menurunnya fungsi katup. Gejala umum dari GERD adalah mulas, nyeri dada dan mengi. Selain itu, GERD sendiri merupakan penyebab umum dari berkembangnya batuk kronis.

4. Infeksi

Infeksi seperti bronkitis atau pneumonia dapat menyebabkan batuk kronis. Infeksi-infeksi sendiri dapat disebabkan oleh virus, bakteri atau jamur. Sementara itu, infeksi virus tidak merespon pada antibiotik.

Pada pasien dengan asma, batuk akut, dan kronis, infeksi-infeksi virus pernapasan bagian atas sering kali berakibat pada batuk yang berkepanjangan bahkan setelah infeksinya telah hilang.

5. Obat-obatan

Obat ACE inhibitor adalah obat yang umum digunakan untuk mengobati gagal jantung dan tekanan darah tinggi. Pada beberapa orang, batuk kronis dapat bertahan selama beberapa minggu setelah Anda berhenti minum obat ACE inhibitor.

Meski begitu, Anda tidak harus berhenti mengambil obat resep ini tanpa berkonsultasi dengan dokter. Konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan ACE inhibitor dan kaitannya dengan batuk kronis.

6. Pertusis

Pertusis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri dengan gejala pilek, sedikit demam dan batuk hebat yang bisa membuat sulit untuk bernapas. Dikenal kenal dengan sebutan batuk rejan, banyak orang yang pada tahap awal tidak mengalami demam–namun batuk kronis yang menyertainya bisa berlangsung berminggu-minggu.

7. Sinus

Jika Anda memiliki masalah sinus dan belum ditangani dengan baik, hal itu bisa menyebabkan lendir tersumbat dan tidak bisa dikeluarkan. Lendir bisa mengalir ke belakang tenggorokan dan memicu refleks batuk. Kondisi ini juga dikenal dengan upper airway cough syndrome (UACS).

8. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)

Salah satu penyakit yang bisa menjadi penyebab batuk kronis adalah PPOK. PPOK umum terjadi ketika saluran udara dan kantung udara di paru-paru menjadi meradang atau rusak. Kondisi ini lebih sering terjadi pada mereka yang berusia di atas 45 tahun dan memiliki kebiasaan merokok.

Pada penderita PPOK, paru-paru akan menghasilkan lendir berlebih, yang kemudian secara refleks tubuh akan mencoba mengeluarkannya dengan batuk.

Gejala Batuk Kronis

Selain batuk kronis yang bisa berlangsung lama, gejala batuk kronis lainnya tergantung kepada penyebabnya. Gejala yang bisa menyertai batuk kronis di antaranya:

  • Sesak napas.
  • Ulu hati terasa nyeri.
  • Rasa pahit pada mulut.
  • Suara serak.
  • Dahak tenggorokan.
  • Sakit tenggorokan.
  • Pilek dan hidung tersumbat.

Jika batuk kronis disertai beberapa gejala seperti berikut, sebaiknya Anda harus segera menemui dokter, seperti:

  • Berkeringat di malam hari.
  • Berat badan menurun.
  • Rasa nyeri di dada.
  • Muncul demam.
  • Batuk darah.

Obat Batuk Kronis

Pada dasarnya, perawatan batuk kronis ditentukan oleh penyebabnya. Bagaimanapun, pasien-pasien mungkin memperoleh pembebasan simptomatik dari obat-obat batuk bebas resep yang mengandung guaifenesin atau dextromethorphan, minum air yang banyak, menghirup uap panas, dan menggunakan obat batuk yang berupa tablet (lozenges). Pada kasus-kasus yang parah dokter mungkin meresepkan codeine.

Berikut adalah beberapa penanganan yang sesuai dengan penyebabnya, seperti:

1. Asma

Bronchodilators dan steroid-steroid yang dihirup diberikan untuk mengurangi peradangan dari saluran-saluran udara. Pada beberapa kasus-kasus, steroid-steroid oral jangka pendek diresepkan.

2. Gastroesophageal reflux disease (GERD)

Perawatan termasuk menghindari makanan-makanan yang meningkatkan reflux (aliran balik), menghindari makan-makan sebelum berbaring, menaikan kepala ketika tidur, dan meminum obat-obat seperti famotidine (Pepcid), cimetidine (Tagamet), atau ranitidine (Zantac) untuk mengurangi keasaman lambung.

3. Sinus dan tetesan postnasal

Penggunaan decongestants seperti pseudoephedrine (Sudafed) atau antihistamines seperti diphenhydramine (Benadryl) mungkin memperbaiki gejala-gejala dari tetesan postnasal. Steroid-steroid hidung yang dihirup adalah sangat efektif dalam merawat rinitis alergi, penyebab yang umum dari batuk.

Sebagai tambahan, inhaler hidung lain seperti ipratropium bromide (Atrovent) dapat membebaskan tetesan postnasal. Antibiotik mungkin diresepkan jika penyebab yang ditentukan adalah sinusitis.

4. Infeksi

Pneumonia bakteri dan bronkitis secara khas dirawat dengan antibiotik seperti cephalosporins dan azithromycin (Zithromax). Jika pneumonia dekat pada dinding dada perdangan dari permukaan paru, hal itu dapat menyebabkan nyeri–dan dikenal sebagai pleurisy. Analgesik dapat digunakan untuk mengatasi hal ini.

Penekan-penekan batuk harus digunakan dengan hati-hati dalam situasi ini karena cara ini bisa ‘membersihkan’ paru dari lendir yang terinfeksi.

5. Konsumsi obat-obatan

Beberapa orang menggunakan obat batuk expectorant yang mengandung guaifenesin dalam mengurangi ketidaknyamanan. Adakalanya sulit untuk membedakan bronkitis virus dari bronkitis bakteri, dan antibiotik yang diresepkan.

Selain itu, obat-obatan yang lebih baru dari ACE inhibitor seperti obat-obat yang disebut ARB’s (Angiotensin receptor blockers), contohnya valsartan (Diovan), losartan (Cozaar), dapat digunakan sebagai alternatif karena mempunyai potensi yang lebih rendah untuk menyebabkan batuk kronis.

Pada beberapa kasus, asmatik-asmatik dapat menghasilkan lendir hijau yang terlihat terinfeksi. Dokter bisa memeriksakan lendir untuk menentukan apakah infeksi hadir.

Pencegahan Batuk Kronis

Selain dapat membantu meredakan gejala, beberapa langkah di bawah ini dapat dilakukan untuk mencegah batuk kronis:

  • Menghindari alergen atau bahan-bahan atau lingkungan yang mungkin menjadi pemicu gejala alergi di tubuh Anda.
  • Konsultasikan kembali dengan dokter mengenai manfaat dan risiko dari obat ACE inhibitor.
  • Jangan merokok, karena merokok adalah penyebab yang paling umum dari batuk kronis.
  • Bicara pada dokter anda tentang mengendalikan asma, hidung yang meler (postnasal drip), atau GERD anda untuk menghindari gejala-gejala batuk.
  • Jaga jarak dari orang-orang lain yang diketahui sakit bronkitis atau pneumonia.
  • Makan buah. Penelitian menyarankan bahwa diet-diet yang tinggi dalam serat buah dan flavonoids mungkin mencegah batuk produktif yang kronis.
  • Perbanyak minum air putih. Air putih membantu ‘menenangkan’ peradangan yang terjadi pada tenggorokan. Jika terdapat lendir, air putih juga membantu melancarkan sekresi pada tenggorokan.

Ketika seseorang sudah merasakan bahwa batuk kronis nya mengganggu aktivitas makan, tidur dan bekerja, mulailah untuk mengonsumsi obat pereda batuk. Tujuan obat pereda batuk agar penderita bisa beristirahat, makan dan bekerja dengan tenang meski hanya sementara.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Jumat, 03 Mei 2024

Milia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

milia-doktersehat

DokterSehat.Com – Bintik putih yang muncul di wajah, paling sering di sekitar mata, disebut dengan milia. Kondisi ini adalah kondisi kulit yang sangat umum dan dapat menyerang siapa saja. Milia tidak berbahaya, tapi dapat mengganggu penampilan apabila muncul dalam jumlah banyak. Ketahui selengkapnya tentang milia melalui artikel ini!

Apa Itu Milia?

Milia adalah kondisi di mana terdapat keratin atau sel kulit mati yang terjebak di bawah permukaan kulit hingga membentuk benjolan kecil berwarna putih di kulit.

Milia paling sering muncul pada bayi baru lahir. Menurut penelitian, sekitar 40% dari jumlah bayi baru lahir memiliki milia. Meskipun begitu, milia dapat juga muncul pada anak-anak hingga orang dewasa.

Milia umumnya memiliki ukuran 1-2 mm dan paling sering muncul di wajah seperti bagian pipi dan kelopak mata. Milia juga dapat muncul di bagian kulit lain selain wajah tapi kondisi ini relatif jarang terjadi.

Milia adalah kondisi kulit yang umum dan tidak berbahaya. Kondisi ini juga tidak menimbulkan peradangan pada kulit dan tidak juga menimbulkan rasa sakit atau gatal. Namun milia di wajah yang jumlahnya banyak memang dapat mengganggu penampilan dan terkadang menurunkan rasa percaya diri seseorang.

Penyebab Milia

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, secara umum penyebab milia adalah karena keratin atau sel kulit mati terjebak di bawah permukaan kulit. Milia jenis ini dikenal sebagai milia primer. Sedangkan milia yang dipicu oleh kondisi lain disebut dengan milia sekunder. Kondisi lain yang mungkin menjadi penyebab milia adalah seperti berikut ini:

  • Penggunaan make up atau produk yang mengandung parafin, petroleum,dan lanolin.
  • Efek samping dari pengobatan dari penyakit kulit lain atau dari trauma.
  • Paparan sinar matahari berlebihan.

Gejala Milia

Setiap penyakit ditandai dengan berbagai gejala spesifik yang berbeda-beda, begitu juga dengan milia. Berikut adalah gejala yang umumnya menandakan Milia:

  • Bintik berbentuk bulat warna putih pada wajah di pipi, kelopak mata, hidung. Dapat muncul di bagian tubuh lain, namun lebih jarang terjadi.
  • Bintik milia tidak menimbulkan inflamasi dan tidak terasa sakit ataupun gatal.

Diagnosis Milia

Dokter akan melakukan komunikasi atau anamnesis dengan pasien secara menyeluruh untuk memastikan diagnosis milia. Dokter akan menanyakan tentang gejala yang dialami pasien dan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter juga mungkin akan memeriksa riwayat kesehatan pasien secara keseluruhan.

Selain itu, dokter juga akan melakukan diagnosis banding pada penyakit lain yang memiliki gejala sama untuk memastikan gejala tersebut adalah milia.

Pengobatan Milia

Milia bukan merupakan kondisi yang berbahaya, kebanyakan pengobatan milia di wajah di wajah dilakukan karena alasan estetika saja. Jumlah milia di wajah memang terkadang tidak sedikit sehingga dapat memengaruhi penampilan seseorang.

Milia pada bayi umumnya dapat sembuh dengan sendirinya dan tidak membutuhkan penanganan apapun. Pada orang dewasa, berikut adalah pilihan cara menghilangkan milia yang umumnya dilakukan:

1. Obat topikal

Cara menghilangkan milia di wajah yang pertama adalah dengan menggunakan krim retinoid (turunan vitamin A) seperti tretinoin dan adapalene.

Tujuan penggunaan krim retinoid adalah untuk mempercepat regenerasi kulit. Penggunaannya harus dengan resep dokter dan perawatannya umumnya membutuhkan jangka waktu yang cukup panjang.

Penggunaan krim retinoid umumnya dilakukan malam hari, karena retinoid tidak boleh terkena sinar matahari. Apabila digunakan pada siang hari, maka harus dikombinasikan dengan sunblock dengan SPF minimal 30.

2. Facial wajah

Tindakan facial wajah juga bisa menjadi salah satu cara menghilangkan milia.

Sebelum melakukan facial untuk mengatasi milia, pastikan Anda memilih klinik terbaik dan tindakan ini dilakukan oleh seorang ahli kecantikan profesional yang memang berkapasitas untuk melakukan facial untuk mengatasi milia.

Ahli kecantikan akan menusuk bintik milia menggunakan alat kemudian mengeluarkan keratin yang terjebak di bawah kulit tersebut. Apabila tidak dilakukan dengan benar, tindakan ini dapat menimbulkan bekas berupa noda hitam pada kulit. Selain itu, milia juga dapat tumbuh lagi apabila tidak dikeluarkan dengan maksimal.

3. Chemical peeling

Metode ketiga yang bisa dilakukan sebagai cara mengatasi milia adalah chemical peeling.

Chemical peeling adalah metode penggunaan cairan dengan kadar pH asam untuk membantu pengelupasan atau eksfoliasi kulit. Milia akan ikut terangkat oleh kulit yang terkelupas tersebut. Setelah itu kulit akan beregenerasi dan membentuk lapisan kulit baru yang lebih rata.

4. Kauterisasi

Kauterisasi adalah terapi menggunakan listrik yang dapat dilakukan untuk menyembuhkan luka.

Kauterisasi untuk mengatasi milia akan membuat milia berubah menjadi bintik hitam atau koreng yang kemudian akan mengering dan terlepas dari kulit. Penggunaan krim anti iritasi mungkin diperlukan untuk mencegah terjadinya iritasi setelah terapi ini dilakukan.

5. Cryotherapy

Cryotherapy adalah terapi yang menggunakan nitrogen cair yang diaplikasikan pada jaringan kulit yang ingin diangkat.

Terapi ini termasuk salah satu cara menghilangkan milia yang paling umum dilakukan. Nitrogen cair digunakan untuk membekukan milia sehingga milia akan mengering dan dapat terlepas dari kulit. Terapi ini dapat menyebabkan lepuh dan bengkak pada kulit yang umumnya dapat hilang dalam waktu beberapa hari.

Pencegahan Milia

Milia primer tidak memiliki pencegahan, tapi milia sekunder masih dapat dicegah. Berikut adalah beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mencegah milia:

  • Hindari penggunaan krim kental dan produk berbasis minyak
  • Lakukan eksfoliasi kulit antara 2 hingga 3 kali seminggu.
  • Hindari paparan sinar matahari berlebihan.
  • Penggunaan retinoid topikal sebelum chemical peeling karena prosedur chemical peeling juga sering kali dapat menyebabkan milia. Namun cara satu ini berpotensi menimbulkan noda hitam dan iritasi pada kulit.

 

Sumber:

  1. Milium Cysts in Adults and Babies – https://www.healthline.com/health/milia diakses 18 Juni 2019
  2. How can I get rid of milia? – https://www.medicalnewstoday.com/articles/320953.php diakses 18 Juni 2019


Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Gondongan: Penyebab, Gejala, Pengobatan Pencegahan

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

penyakit-gondongan-doktersehat

Dokter Sehat – Gondongan adalah infeksi virus menular yang biasa terjadi pada anak-anak yang belum mendapatkan vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella). Gondongan biasanya ditandai dengan pembengkakan yang membesar dan menyakitkan di satu atau kedua sisi wajah bagian bawah telinga (kelenjar parotis). Kelenjar parotis adalah kelenjar yang memproduksi air liur. Gondongan adalah penyakit yang menular melalui beberapa cara.

Penyebab Gondongan

Penyakit gondongan (mumps) adalah suatu penyakit berupa benjolan pada leher yang disebabkan oleh infeksi virus (paromyxovirus) dan disertai rasa nyeri. Benjolan ini dapat bersifat unilateral (satu sisi) atau bilateral (kedua sisi). Virus ini dapat ditularkan melalui percikan ludah yang berasal dari bersin atau batuk penderita atau karena bersentuhan langsung dengan benda-benda yang telah terkontaminasi oleh ludah penderita.

Penyakit gondongan tersebar di seluruh dunia dan dapat timbul secara endemik atau epidemik, gangguan ini cenderung menyerang anak-anak yang berumur 2-12 tahun. Pada orang dewasa, infeksi ini bisa menyerang testis (buah zakar), sistem saraf pusat, pankreas, prostat, payudara dan organ lainnya. Cara mengobati gondongan disesuaikan dengan tingkat keparahan dan lokasi penyebaran infeksi virus.

Gejala Gondongan

Awalnya seseorang yang terinfeksi oleh virus gondongan ini tidak memiliki tanda dan gejala apapun. Namun selama 2 sampai 3 minggu setelah terpapar infeksi virus ini, barulah gejala akan muncul.

Tanda khas dari penyakit gondongan ini adalah adanya pembengkakan keluar dari kelenjar liur atau ludah berupa benjolan antara pangkal pipi dan sudut rahang bawah. Gejala dan tanda yang lain yang biasa menyertai penyakit gondongan ini, antara lain berupa:

  • Rasa nyeri pada benjolan, akibat pembengkakan kelenjar ludah (dapat unilateral atau bilateral)
  • Rasa nyeri saat mengunyah dan menelan makanan
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Kehilangan nafsu makan
  • Mudah merasa lemas dan kelelahan

Karena penyakit gondongan ini disebabkan oleh infeksi virus, biasanya gejala dan tanda infeksi ini akan menghilang dengan sendirinya setelah 4-8 hari kemudian, namun penanganan medis penting diberikan karena mengingat komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh infeksi ini.

Komplikasi Sakit Gondongan

Komplikasi penyakit gondongan cenderung terjadi pada orang dewasa ketimbang anak-anak, adapun komplikasi yang perlu diwaspadai antara lain:

1. Orchitis

Testis mengalami peradangan, pembengkakan dan disertai rasa sakit; terjadi pada 1 dari 5 orang dewasa yang terjangkit penyakit gondongan. Pembengkakan pada umumnya mereda setelah 1 minggu setelah infeksi gondongan teratasi. Risiko terburuk dari komplikasi orchitis adalah kemandulan.

2. Meningitis

Terjadi ketika virus menyebar melalui sawar darah dan selaput pelindung dinding saraf tulang belakang dan otak.

3. Ensefalitis

Menyambung dari komplikasi meningitis, infeksi virus menyebar ke otak dan menyebabkan kerusakan dari sistem saraf pusat dan merupakan komplikasi yang dapat mengancam jiwa.

4. Pankreatitis

Infeksi virus menyerang organ pankreas dan biasanya dapat menyebabkan gejala seperti nyeri pada perut bagian atas, rasa mual dan muntah.

5. Kehilangan pendengaran

Komplikasi ini dapat terjadi pada satu atau kedua telinga, meskipun jarang namun kehilangan pendengaran akibat infeksi ini dapat bersifat permanen

6. Gangguan irama jantung

Komplikasi yang jarang terjadi, namun menurut penelitian infeksi virus gondongan ini dapat berhubungan dengan penyakit irama jantung dan penyakit dari otot jantung.

7. Keguguran

Ibu hamil yang terinfeksi virus gondongan ini terutama pada awal-awal usia kehamilan (trimester pertama), dapat meningkatkan kontraksi rahim sehingga dapat meningkatkan risiko untuk mengalami keguguran.

Cara Mengobati Gondongan

Telah disinggung sebelumnya, karena penyakit gondongan merupakan jenis penyakit yang disebabkan oleh virus, biasanya infeksi ini akan sembuh dengan sendirinya 4-8 hari setelah infeksi terjadi. Sehingga tidak perlu obat gondongan atau pengobatan khusus untuk infeksi ini, dan penanganan biasanya hanya difokuskan untuk mengurangi gejala dan keluhan serta mencegah terjadinya komplikasi.

Pasien dengan infeksi gondongan ini, biasanya akan mengalami gejala berupa demam (suhu >37.5 derajat Celcius) dan penanganannya adalah dengan pemberian obat antipiretik atau penurun demam seperti paracetamol atau aspirin.

Berikut cara mengobati gondongan lainnya yang dapat mempercepat proses pemulihan akibat infeksi gondongan, antara lain:

  • Cukup istirahat, untuk membantu proses pemulihan sistem imun.
  • Mengonsumsi air lebih banyak, untuk menghindari keadaan dehidrasi yang dapat terjadi akibat demam.
  • Hindari mengonsumsi makanan yang padat, karena proses mengunyah makanan dapat meningkatkan rasa sakit. Sebaiknya diganti dengan makanan yang bersifat encer seperti bubur saring atau oatmeal.
  • Hindari makanan atau minuman yang bersifat asam, seperti yogurt yang asam, karena dapat meningkatkan rasa nyeri.
  • Kompres dengan air dingin, untuk mengurangi rasa nyeri yang ditimbulkan dari infeksi ini.
  • Menggunakan obat penahan sakit.

Penderita dengan infeksi gondongan ini, pria khususnya, yang telah mengalami orchitis, sebaiknya segera mengonsultasikan diri Anda ke dokter terdekat agar mendapatkan penanganan sedini mungkin, untuk mencegah perburukan komplikasi yang dapat terjadi dikemudian hari.

Kebanyakan orang yang menderita sakit gondongan tidak akan mengalami penyakit ini di lain waktu karena sistem imunitas tubuh sudah mengenali dan dapat mencegah infeksi.

Mencegah Penyakit Gondongan

Vaksin gondongan merupakan alternatif terbaik mencegah penyakit ini. Vaksin gondongan biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi, MMR (Measles, Mumps, Rubella), yang dimana dapat juga mencegah tubuh dari infeksi rubella dan campak. Vaksin MMR diberikan kepada anak-anak saat mereka berusia 1 tahun atau lebih. Anak-anak yang tidak mendapatkan vaksin MMR, biasanya memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi daripada yang telah mendapatkan vaksin.

Mencegah Penyebaran Gondongan

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran sakit gondongan, di antaraya:

  • Selalu mencuci tangan dengan sabun secara rutin
  • Tidak mengunjungi sekolah atau tempat kerja dan tempat umum lainnya hingga 5 hari setelah infeksi penyebab gondongan mulai memperlihatkan gejala
  • Menutup mulut dan hidung dengan masker

_

Informasi kesehatan ini telah ditinjau oleh dr. Antonius Hapindra Kasim.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Penyakit ITP: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

penyakit-ITP-doktersehat

DokterSehat.Com– Idiopatik Trombositopenik Purpura atau disebut penyakit ITP, adalah suatu kondisi di mana tubuh tidak memiliki cukup platelet (trombosit). Trombosit adalah sel darah yang membantu menghentikan pendarahan dengan menempel bersama untuk membentuk gumpalan yang menutup luka kecil atau pecah.

Para peneliti percaya bahwa ITP adalah penyakit gangguan autoimun. Tubuh biasanya membuat antibodi melawan infeksi, tetapi dalam ITP antibodi ini menyerang dan menghancurkan trombosit sehat tubuh. Apa yang menyebabkan ini tidak diketahui. Penyakit ITP terjadi pada 50 hingga 150 orang per juta setiap tahun. Sekitar setengah dari orang yang terkena dampak adalah anak-anak. ITP dapat memengaruhi wanita 2 hingga 3 kali lebih sering daripada pria.

Penyebab ITP (Idiopatik Trombositopenik Purpura)

Istilah “idiopatik,” digunakan sebagai kondisi sebelumnya, berarti “penyebab yang tidak diketahui.” Sebelumnya, nama ini digunakan karena penyebab ITP tidak dipahami dengan baik. Namun, sekarang jelas bahwa sistem kekebalan tubuh memainkan peran penting dalam pengembangan penyakit ITP, dengan demikian namanya yang lebih baru, trombositopenia imun.

Dalam ITP, sistem kekebalan menghasilkan antibodi terhadap trombosit. Trombosit ini ditandai untuk dihancurkan dan dihilangkan oleh limpa, yang menurunkan jumlah trombosit. Sistem kekebalan tubuh juga mengganggu sel-sel yang bertanggung jawab atas produksi trombosit normal, yang selanjutnya dapat menurunkan jumlah trombosit dalam aliran darah.

Pada anak-anak, penyakit ITP biasanya berkembang akut setelah virus. Pada orang dewasa, ITP biasanya berkembang seiring waktu.

ITP juga dapat diklasifikasikan sebagai primer, terjadi sendiri, atau sekunder, terjadi bersamaan dengan kondisi lain. Sementara pemicu sekunder meliputi, penyakit autoimun, infeksi kronis, obat-obatan, kehamilan, dan kanker tertentu.

ITP adalah penyakit yang tidak menular dan tidak dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain.

Jenis ITP (Idiopatik Trombositopenik Purpura )

Penyakit Idiopatik Trombositopenik Purpura (ITP) terdiri dari dua jenis, berikut di antaranya:

1. ITP akut

Penyakit ITP akut adalah jenis ITP sementara atau jangka pendek. Biasanya berlangsung kurang dari 6 bulan. Ini adalah jenis ITP yang paling umum dan terjadi terutama pada anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan, biasanya berusia antara 2 dan 4 tahun. Ini sering terjadi setelah seorang anak memiliki infeksi atau sakit dengan virus.

2. ITP kronis

Penyakit ITP kronis bersifat jangka panjang, biasanya menyebabkan gejala sakit ITP selama 6 bulan atau lebih. Sebagian besar memengaruhi orang dewasa, tetapi kadang-kadang remaja atau anak-anak dapat mengembangkannya.

Gejala ITP (Idiopatik Trombositopenik Purpura)

Pada penyakit ITP yang akut, gejalanya dapat timbul secara mendadak. Sementara pada stadium kronis, gejala sakit ITP akan timbul secara perlahan. Berikut gejalanya:

  • Bintik-bintik merah di kulit
  • Adanya darah dalam tinja dan urine
  • Perdarahan di gusi (misalnya, selama perawatan gigi)
  • Mimisan
  • Memar tanpa penyebab yang pasti
  • Menstruasi berat yang tidak normal
  • Perdarahan berkepanjangan dari luka

Diagnosis ITP (Idiopatik Trombositopenik Purpura)

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik lengkap dan akan bertanya tentang riwayat kesehatan Anda dan obat-obatan yang diminum.

Dokter juga akan melakukan tes darah yang mencakup hitung darah lengkap. Tes darah juga dapat mencakup tes untuk mengevaluasi fungsi hati dan ginjal, tergantung pada gejala sakit ITP. Tes darah lanjutan yang memeriksa antibodi trombosit juga dapat direkomendasikan.

Dokter juga akan meminta apusan darah, di mana sebagian darah ditempatkan pada kaca slide dan dilihat di bawah mikroskop untuk memverifikasi jumlah dan penampilan trombosit yang terlihat dalam jumlah darah lengkap.

Jika Anda memiliki jumlah trombosit yang rendah, dokter juga dapat memesan tes sumsum pada tulang. Jika menderita ITP, sumsum tulang Anda akan normal. Ini karena trombosit Anda hancur dalam aliran darah dan limpa setelah mereka meninggalkan sumsum tulang. Jika sumsum tulang tidak normal, jumlah trombosit yang rendah kemungkinan akan disebabkan oleh penyakit lain, bukan ITP.

Pengobatan ITP (Idiopatik Trombositopenik Purpura)

Dokter akan memilih perawatan berdasarkan jumlah trombosit yang Anda miliki dan seberapa sering dan seberapa banyak mengalami pendarahan. Dalam beberapa kasus, perawatan tidak diperlukan. Misalnya, anak-anak yang mengembangkan ITP akut biasanya pulih dalam waktu enam bulan atau kurang tanpa perawatan apa pun.

Orang dewasa penderita ITP yang tidak terlalu parah mungkin juga tidak memerlukan perawatan. Namun, dokter tetap ingin memantau jumlah trombosit dan sel darah merah untuk memastikan Anda tidak memerlukan perawatan di masa depan.

Jumlah trombosit yang menjadi terlalu rendah membuat Anda berisiko mengalami perdarahan spontan di otak dan organ lainnya. Jumlah sel darah merah yang rendah juga bisa menjadi pertanda perdarahan internal.

1. Obat-obatan

Jika Anda atau anak Anda memerlukan perawatan, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan sebagai pengobatan pertama. Obat yang paling biasa digunakan untuk mengobati penyakit ITP di antaranya:

  • Kortikosteroid

Dokter mungkin meresepkan kortikosteroid, seperti prednison (Rayos), yang bisa meningkatkan jumlah trombosit dengan mengurangi aktivitas sistem kekebalan tubuh.

  • Imunoglobulin Intravena (IVIg)

Jika perdarahan telah mencapai tingkat kritis atau akan menjalani operasi dan perlu meningkatkan jumlah trombosit dengan cepat, Anda mungkin diberikan imunoglobulin intravena (IVIg).

  • Imunoglobulin anti-D

Obat ini untuk orang yang memiliki darah Rh-positif. Seperti terapi IVIg, terapi ini dengan cepat meningkatkan jumlah trombosit, dan bekerja lebih cepat daripada IVIg. Namun, memiliki efek samping yang serius, sehingga individu harus dipilih dengan cermat untuk perawatan ini.

  • Rituximab (Rituxan)

Obat ini adalah terapi antibodi yang menargetkan sel-sel kekebalan tubuh yang bertanggung jawab untuk memproduksi protein yang menyerang trombosit. Ketika obat ini mengikat sel-sel kekebalan, yang dikenal sebagai sel B, mereka hancur. Ini berarti ada lebih sedikit sel B di sekitarnya, yang berarti lebih sedikit sel yang tersedia untuk membuat protein yang menyerang trombosit. Namun, tidak jelas apakah pengobatan ITP ini memiliki manfaat jangka panjang.

  • Agonis reseptor trombopoietin

Agonis reseptor trombopoietin, termasuk romiplostim (Nplate) dan eltrombopag (Promacta), membantu mencegah memar dan pendarahan dengan menyebabkan sumsum tulang memproduksi lebih banyak trombosit. Kedua obat ini telah disetujui oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS (FDA) untuk pengobatan jumlah trombosit yang rendah karena ITP kronis.

Jika obat-obatan di atas tidak meningkatkan gejala sakit ITP Anda, dokter dapat memilih untuk meresepkan obat lain, termasuk:

  • Imunosupresan umum

Imunosupresan biasanya menghambat aktivitas keseluruhan sistem kekebalan tubuh. Mereka tidak menargetkan komponen spesifik sistem kekebalan yang terkait dengan ITP. Ini termasuk, cyclophosphamide (Cytoxan), Azathioprine (Imuran, Azasan), dan mycophenolate (CellCept).

Namun, obat tersebut tersebut memiliki efek samping yang signifikan. Begitu sering mereka digunakan hanya dalam kasus-kasus parah yang belum menanggapi perawatan lain.

  • Antibiotik

Helicobacter pylori merupakan bakteri yang menyebabkan sebagian besar tukak lambung, telah dikaitkan dengan ITP pada beberapa orang. Terapi antibiotik untuk menghilangkan H. pylori telah terbukti membantu meningkatkan jumlah trombosit pada individu tertentu.

2. Operasi

Jika mengalami ITP parah dan obat-obatan tidak meningkatkan gejala atau jumlah trombosit Anda, dokter mungkin menyarankan operasi untuk mengangkat limpa Anda. Ini disebut splenectomy. Limpa Anda terletak di perut kiri atas.

Splenectomy biasanya tidak dilakukan pada anak-anak karena tingginya tingkat pengurangan spontan, atau peningkatan yang tidak terduga. Memiliki splenectomy juga meningkatkan risiko infeksi bakteri tertentu di masa depan.

3. Perawatan darurat

Bahaya penyakit ITP yang parah atau meluas membutuhkan perawatan darurat. Kondisi ini biasanya termasuk transfusi trombosit pekat dan pemberian kortikosteroid intravena seperti metilprednisolon (Medrol), IVIg, atau perawatan anti-D.

4. Perubahan gaya hidup

Dokter mungkin juga akan menyarankan Anda untuk melakukan beberapa perubahan gaya hidup demi pengobatan untuk Idiopatik Trombositopenik Purpura, termasuk di antaranya:

  • Hindarilah obat-obatan bebas tertentu yang dapat memengaruhi fungsi trombosit, termasuk aspirin, ibuprofen (Advil, Motrin), dan obat pengencer darah warfarin (Coumadin).
  • Batasi asupan alkohol karena mengonsumsi alkohol dapat memengaruhi pembekuan darah.
  • Pilih aktivitas yang berdampak rendah daripada olahraga berat yang berdampak tinggi lainnya untuk mengurangi risiko cedera dan pendarahan.


Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Sabtu, 27 April 2024

Gejala dan Pengobatan Penyakit Sifilis pada Pria dan Wanita

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

obat-sipilis-doktersehat

DokterSehat.Com – Penyakit sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan karena bakteri Treponema pallidum (T.pallidum). Ada tiga tahap atau stadium penyakit sifilis yaitu: stadium primer, sekunder, dan tersier. Lantas, obat sipilis apa yang bisa Anda gunakan?

Penyebab Sifilis

Sebelum menjelaskan mengenai obat sipilis, penyakit ini sering kali telat terdiagnosis dan berakibat fatal karena gejala yang ditimbulkan pada stadium awal penyakit dapat hilang dengan sendirinya tanpa diobati, namun sebenarnya penyakit tetap berlanjut menjadi stadium sekunder dan tertier. 

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) pada tahun 2015, seperti yang dilansir oleh Medical News Today, 60 persen kasus terinfeksi melalui hubungan seksual, terutama homoseksual.

Pengobatan penyakit sipilis juga dapat diberikan untuk pasangan seksual yang mempunyai risiko tinggi tertularnya sifilis. Obat sipilis yang utama adalah dengan antibiotik, terutama pada tahap awal agar perjalanan penyakit tidak berlangsung menjadi stadium berikutnya.

Sifilis disebabkan ketika T. pallidum ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui aktivitas seksual. Sipilis juga dapat ditularkan dari ibu ke janin selama kehamilan, atau ke bayi saat melahirkan. Kondisi ini disebut sifilis kongenital.

Penyakit sifilis tidak bisa ditularkan melalui kontak dengan benda-benda seperti gagang pintu dan kursi toilet.

Gejala Sifilis

Sipilis dikategorikan oleh tiga tahap dengan gejala bervariasi yang terkait dengan setiap tahap. Namun, dalam beberapa kasus, tidak ada gejala selama beberapa tahun.

Tahap menular meliputi stadium primer, sekunder, dan, kadang-kadang, fase laten awal. Sifilis tersier tidak menular, tetapi memiliki gejala paling berbahaya. Berikut adalah gejala sipilis yang harus Anda kenali, di antaranya:

 

1. Gejala sifilis primer

Gejala-gejala sifilis primer yaitu adanya luka atau ulkus seperti sariawan yang tidak nyeri, berbentuk bulat dengan dasar yang bersih dan perabaan yang keras, disebut juga dengan chancres. Gejala ini disertai dengan adanya pembesaran kelenjar getah bening regional pada selangkangan. Gejala ini, sekitar 3 minggu setelah terpapar.

Chancre dapat hilang dengan sendirinya tanpa meninggalkan bekas luka dalam waktu 3 hingga 6 minggu, tetapi tanpa pengobatan, penyakit ini dapat berkembang ke stadium berikutnya.

2. Gejala sifilis sekunder

Gejala sifilis sekunder meliputi:

  • Ruam yang tidak gatal yang mulai menyebar ke seluruh tubuh, termasuk telapak tangan dan telapak kaki. Ruam berwarna merah, atau cokelat kemerahan.
  • Nyeri otot.
  • Demam.
  • Sakit tenggorokan.
  • Kelenjar getah bening yang membengkak.
  • Rambut rontok.
  • Sakit kepala.
  • Penurunan berat badan.
  • Kelelahan.

Gejala-gejala sifilis ini bisa sembuh beberapa minggu setelah muncul, atau gejala dapat kembali beberapa kali dalam periode yang lebih lama. Sama seperti sifilis primer, gejala sifilis sekunder yang tidak diobati dapat hilang sendiri tanpa pengobatan namun berkembang ke tahap laten dan lanjut

3. Sifilis tersier

Penyakit sifilis tersier dapat terjadi 10 hingga 30 tahun setelah onset infeksi, biasanya setelah periode latensi, di mana tidak ada gejala.

Gejala termasuk:

  • Kerusakan pada jantung, pembuluh darah, hati, tulang, dan sendi.
  • Gumma, atau pembengkakan jaringan lunak yang terjadi di mana saja pada tubuh.

Diagnosis Penyakit Sifilis

Seorang dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan bertanya tentang riwayat seksual pasien sebelum melakukan tes klinis untuk memastikan.

Tes termasuk:

  • Tes darah: Ini dapat mendeteksi infeksi saat ini atau masa lalu, karena antibodi terhadap penyakit akan muncul selama bertahun-tahun.
  • Cairan tubuh: Cairan dari chancre selama tahap primer atau sekunder dapat dievaluasi untuk penyakit.
  • Cairan serebrospinal: Ini dapat dikumpulkan melalui tulang belakang dan diperiksa untuk menguji apakah ada dampak pada sistem saraf.

Oleh karena sipilis adalah infeksi menular seksual, pasangan seksual dari penderita sifilis harus dilakukan edukasi dan juga dilakukan pemeriksaan.

Pada saat ini sudah tersedia fasilitas kesehatan untuk melakukan screening penyakit sifilis agar penyakit ini dapat terdeteksi dan ditangani lebih dini. Selain sifilis, screening juga berguna untuk mendeteksi infeksi menular seksual lainnya dan penyakit HIV.

Cara Mengobati Sifilis

Penyakit ini dapat berhasil diobati pada tahap awal. Perawatan dini dengan penisilin sangat penting, karena paparan jangka panjang terhadap penyakit ini dapat menyebabkan konsekuensi yang mengancam jiwa.

Selama stadium primer dan sekunder, pasien akan menerima suntikan intramuskular dari Benzathine penicillin G. Cara mengobati sifilis tersier akan membutuhkan 3 kali suntikan Benzathine penicillin G dengan interval mingguan.

Neurosifilis membutuhkan suntikan intravena aqueous crystalline penicillin G setiap 4 jam selama 2 minggu untuk memerangi bakteremia dari sistem saraf pusat (SSP). 

Menyembuhkan infeksi penyakit sifilis akan mencegah kerusakan lebih lanjut pada tubuh, dan praktik seksual yang aman dapat dilanjutkan, tetapi tidak dapat membatalkan kerusakan yang telah terjadi.

Sementara untuk mereka yang memiliki alergi terhadap obat penisilin atau apabila Benzathine penicillin G tidak tersedia, maka dapat diberikan obat alternatif seperti doxycycline, ceftriaxone atau azithromycin.

Perlu diketahui juga, setelah melahirkan, bayi baru lahir yang terkena sipilis di rahim harus menjalani perawatan antibiotik.

Pengobatan dengan penisilin mempunyai efek samping yang disebut dengan reaksi Jarisch-Herxheimer yang merupakan reaksi tubuh terhadap toxin yang dihasilkan oleh bakteri yang mati karena penggunaan obat sipilis (antibiotik). Reaksi ini ditandai dengan demam, menggigil, mual dan sakit kepala, tekanan darah yang turun, peningkatan nadi dan ruam yang muncul kembali.

Gejala ini biasanya muncul hari pertama pengobatan. Oleh karena itu, penggunaan obat penisilin harus di bawah pengawasan ketat oleh dokter.

Kapan aman berhubungan seks?

Kontak seksual harus dihindari sampai:

  • Semua perawatan telah selesai.
  • Tes darah menegaskan bahwa penyakit telah sembuh.

Walaupun pengobatan sifilis berhasil, diperlukan waktu beberapa bulan agar titer antibodi terhadap sifilis turun ke batas normal. Oleh karena itu, dokter akan memantau perjalanan penyakit dengan melakukan tes darah secara berkala setelah pengobatan.

Pencegahan Sipilis

Tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko penyakit sifilis, termasuk:

  • Tidak berganti-ganti pasangan seksual.
  • Penggunaan kondom, meskipun ini hanya melindungi terhadap luka genital dan bukan pada tubuh.
  • Tidak berbagi mainan seks.
  • Menghindari alkohol dan obat-obatan yang berpotensi menyebabkan praktik seksual yang tidak aman.

Memiliki penyakit ini tidak berarti seseorang terlindung darinya. Setelah penyakit sifilis sembuh, kemungkinan sipilis bisa kambuh lagi.

Informasi kesehatan ini telah ditinjau oleh dr. Patricia Aulia



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Jumat, 26 April 2024

5 Tips Makan Nasi Untuk Penderita Diabetes

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

Nasi-doktersehat-1
Photo Credit: Flickr.com/stu_spivack

DokterSehat.Com– Nasi adalah makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia. Bahkan, ada sebagian orang yang masih menganggap belum makan jika belum makan nasi. Masalahnya adalah, ada banyak sekali penderita diabetes yang mengaku kesulitan untuk mengatur konsumsi nasi hariannya akibat kebiasaan ini.

Penyebab penderita diabetes harus membatasi konsumsi nasi

Penderita diabetes memang harus membatasi konsumsi nasi. Hal ini disebabkan oleh indeks glikemik di dalam nasi yang cukup tinggi, yakni mencapai angka 70. Memang, hal ini menandakan bahwa nasi bisa menjadi sumber energi yang baik, namun bagi penderita diabetes, indeks glikemik yang tinggi bisa menyebabkan lonjakan kadar gula darah dengan cepat.

Nasi juga termasuk dalam makanan dengan indeks beban glikemik yang tinggi, tepatnya di angka 29. Hal ini berarti, kadar karbohidrat yang diserap oleh tubuh cukup tinggi dan cepat. Hal inilah yang membuat setelah makan nasi kadar gula darah naik dengan sangat cepat.

Karena alasan inilah, penderita diabetes sebaiknya mulai menurunkan asupan nasi, tidak lagi memakannya tiga kali sehari seperti sebelumnya atau setidaknya mulai menurunkan porsinya setiap kali makan demi mencegah lonjakan kadar gula darah yang bisa saja meningkatkan risiko terkena komplikasi.

Tips makan nasi bagi penderita diabetes

Pakar kesehatan menyarankan penderita diabetes untuk memperhatikan asupan konsumsi nasi sehari-hari demi menjaga kondisi kesehatannya.

Berikut adalah beberapa tips yang sebaiknya diperhatikan sebelum mengonsumsinya.

  1. Makan secukupnya

Sebuah penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam British Medical Journal menghasilkan fakta bahwa orang-orang yang sering makan nasi memang memililki risiko diabetes lebih tinggi. Penderita diabetes yang masih rajin makan nasi juga lebih rentan terkena komplikasi.

Jika kita memang sudah terbiasa mengonsumsinya, tak harus benar-benar berhenti makan nasi. Kita bisa mulai menurunkan porsinya setiap kali makan. Sebagai contoh, jika sebelumnya kita mengonsumsi nasi sebanyak 3 centong setiap kali makan, kita bisa menurunkannya menjadi satu centong saja.

Hanya saja, pakar kesehatan menyarankan penderita diabetes untuk berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu untuk mendapatkan pengetahuan yang tepat tentang konsumsi nasi yang sesuai dengan kondisi kesehatannya.

  1. Dinginkan nasi terlebih dahulu

Nasi hangat yang baru dikeluarkan dari magic jar memang sangat nikmat untuk dikonsumsi, namun indeks glikemiknya ternyata jauh lebih tinggi dibandingkan dengan nasi yang sudah mendingin. Karena alasan inilah penderita diabetes diminta untuk mendinginkan nasi terlebih dahulu dengan cara membiarkannya untuk sementara waktu atau mengipasinya.

Nasi yang sudah mendingin akan memililki pati resisten yang membuat kadar gula darah tidak mudah naik dengan cepat. Hal ini tentu akan jauh lebih aman bagi kondisi penderita diabetes.

  1. Cermat memilih jenis beras

Nasi putih yang sering kita konsumsi ternyata memiliki indeks glikemik paling tinggi dibandingkan dengan nasi lainnya. Karena alasan inilah penderita diabetes lebih disarankan untuk menggantinya dengan beras jenis lainnya. Sebagai contoh, beras merah bisa menjadi pilihan karena indeks glikemiknya hanya 50. Selain itu, kadar seratnya juga jauh lebih tinggi.

Hal ini berarti, selain bisa mencegah kenaikan kadar gula darah dengan drastis, beras merah juga bisa membuat perut kenyang lebih lama sehingga bisa membantu penderita diabetes mengendalikan pola makan dengan lebih baik.

  1. Cek lauknya

Selain nasi, pastikan untuk mengecek lauk apa saja yang dikonsumsi demi mencegah lonjakan kadar gula darah. Pakar kesehatan menyarankan penderita diabetes untuk mengonsumsi sayuran yang ditumis, dikukus, atau direbus. Konsumsi juga makanan dengan kandungan protein tinggi seperti daging tanpa lemak, telur, dan ikan laut. Hanya saja, sebaiknya mereka tidak mengonsumsi gorengan karena kadar kalorinya cenderung tinggi.

  1. Kurangi konsumsi gula

Jangan sembarangan minum minuman manis seperti teh atau kopi manis. Selain itu, pastikan untuk tidak sembarangan ngemil demi mencegah lonjakan kadar gula darah.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Kamis, 25 April 2024

Cendo Mycos: Manfaat, Dosis, Efek Samping

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

cendo-mycos-doktersehat

DokterSehat.Com – Cendo Mycos obat apa? Cendo Mycos adalah obat dengan kandungan Hydrocortisone acetate dan Chloramphenicol. Obat ini digunakan untuk mengatasi infeksi mata akibat bakteri yang peka terhadap Chloramphenicol sekaligus membutuhkan terapi kortikosteroid.

Ketahui selengkapnya tentang Cendo Mycos mulai dari manfaat, efek samping, dosis, petunjuk penggunaan, dan lainnya melalui artikel ini!

Rangkuman Informasi Obat Cendo Mycos

Nama ObatCendo Mycos
Kandungan ObatChloramphenicol dan Hydrocortisone acetate
Kelas ObatAntibiotik dan anti peradangan
KategoriObat resep
Manfaat ObatMengatasi infeksi mata
KontraindikasiHipersensitif
Sediaan ObatSalep mata, tetes mata

Cara Kerja Cendo Mycos

Cendo Mycos adalah obat untuk mengatasi infeksi mata. Cendo Mycos memiliki kandungan Chloramphenicol dan Hydrocortisone acetate. Chloramphenicol masuk ke dalam golongan obat antibiotik, yaitu obat yang digunakan untuk mengatasi bakteri. Obat ini bersifat bakteriostatik, yaitu menyebabkan perkembangan bakteri bersifat tetap atau statis.

Sedangkan Hydrocortisone merupakan jenis obat kortikosteroid, yaitu obat yang digunakan untuk mengatasi peradangan yang diakibatkan oleh infeksi tersebut.

Manfaat Cendo Mycos

Secara umum, manfaat Cendo Mycos adalah untuk mengatasi infeksi bakteri dan peradangan pada mata. Beberapa kondisi yang umumnya dapat diatasi menggunakan obat mata Cendo Mycos adalah seperti berikut ini:

  • Uveitis
  • Konjungtivitis
  • Dakriosistitis
  • Keratitis

Selain kondisi di atas, Cendo Mycos juga mungkin digunakan untuk infeksi lain yang disebabkan oleh bakteri yang peka terhadap Chloramphenicol.

Dosis Cendo Mycos

Obat mata Cendo Mycos tersedia dalam sediaan Cendo Mycos salep mata dan tetes mata. Cendo Mycos salep mata dan tetes mata memiliki kandungan Chloramphenicol 0.2% dan Hydrocortisone 0.5%.

Berikut adalah dosis Cendo Mycos yang disarankan:

  • Dosis Cendo Mycos salep mata: 3-4 kali per hari, dioleskan pada mata yang terinfeksi.
  • Dosis Cendo Mycos tetes mata: 1-2 tetes, digunakan 3-4 kali per hari pada mata yang terinfeksi.

Ikuti petunjuk dosis yang ada dalam kemasan obat. Dosis dapat berubah sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien. Jangan pernah mengganti dosis obat tanpa berdiskusi dengan dokter atau apoteker sebelumya.

Petunjuk Penggunaan Cendo Mycos

Petunjuk penggunaan Cendo Mycos disesuaikan dengan sediaannya. Berikut adalah petunjuk penggunaan Cendo Mycos salep mata:

  • Sebelum menggunakan salep mata, bersihkan tangan menggunakan sabun.
  • Condongkan kepala ke belakang dan tarik kelopak mata bagian bawah dengan lembut.
  • Pegang tube salep dengan menggunakan tanga lainnya dan dekatkan dengan mata tanpa menyentuhnya.
  • Hindari kontak langsung antara ujung tube dengan mata, tangan, atau permukaan lainnya.
  • Oleskan salep ke kantong mata kira-kira sepanjang 1 cm.
  • Kedipkan mata secara perlahan, kemudian tutup mata Anda selama 1-2 menit.
  • Bersihkan sisa salep mata berlebih pada wajah.
  • Segera tutup kembali tube untuk menghindari kontaminasi obat.
  • Bersihkan tangan kembali.

Sedangkan petunjuk penggunaan Cendo Mycos untuk obat tetes mata adalah seperti berikut:

  • Condongkan kepala ke belakang dan tarik kelopak mata bagian bahwa dengan lembut.
  • Pegang tabung di atas mata dan lihat ke atas.
  • Tekan tabung hingga 1 tetes obat masuk ke kelopak mata. Jangan biarkan ujung tabung menyentuh mata. Jika menyentuh, maka sebaiknya buang 2 hingga 3 tetes obat, kemudian bilas ujung tabung.
  • Tutup mata selama satu atau dua menit.
  • Tekan dengan lembut sisi ujung mata dekat hidung untuk mencegah air mata.

Petunjuk Penyimpanan Cendo Mycos

Simpan obat mata Cendo Mycos sesuai dengan petunjuk penyimpanannya untuk mencegah obat rusak dan efektivitasnya menurun. Berikut adalah petunjuk penyimpanan Cendo Mycos yang harus diperhatikan:

  • Simpan obat Cendo Mycos pada suhu di bawah 30°C.
  • Simpan obat Cendo Mycos di tempat kering dan tidak lembap, jangan simpan di kamar mandi.
  • Hindari obat Cendo Mycos dari cahaya atau sinar matahari langsung.
  • Hindari obat Cendo Mycos dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
  • Jika obat sudah memasuki masa expired, jangan buang obat sembarangan, diskusikan dengan apoteker tentang petunjuk pembuangan obat ini.

Efek Samping Cendo Mycos

Setiap obat berpotensi menimbulkan efek samping, begitu juga dengan Cendo Mycos. Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin muncul akibat penggunaan Cendo Mycos:

  • Gatal
  • Sensasi terbakar
  • Iritasi
  • Infeksi sekunder
  • Penipisan kornea dan sklera
  • Reaksi alergi

Efek samping di atas tidak selalu terjadi. Efek samping dapat terjadi akibat penggunaan dosis yang kurang tepat, penggunaan jangka panjang, atau kondisi lain dari pasien. Apabila mengalami efek samping serius atau reaksi alergi, sebaiknya segera hentikan penggunaan obat.

Apabila efek samping tidak kunjung membaik, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Jika merasakan efek samping lainnya yang tidak disebutkan di atas, laporkan pada dokter untuk mengetahui kemungkinan efek samping lainnya dari Cendo Mycos.

Interaksi Obat Cendo Mycos

Interaksi obat dapat terjadi ketika Cendo Mycos digunakan bersama dengan jenis obat-obatan lain tertentu. Interaksi obat menyebabkan efektivitas obat menurun dan dapat meningkatkan potensi terjadinya efek samping.

Beri tahu dokter apabila Anda sedang mengonsumsi atau belakangan mengonsumsi obat-obatan tertentu termasuk obat resep, non-resep, hingga obat herbal.

Konsumsi alkohol juga dapat menyebabkan interaksi obat, maka sebaiknya dihindari. Diskusikan juga dengan dokter tentang jenis makanan atau minuman yang sebaiknya dihindari selama penggunaan obat Cendo Mycos untuk menghindari interaksi obat.

Peringatan dan Perhatian Cendo Mycos

Obat Cendo Mycos termasuk ke dalam kategori obat keras yang penggunaannya harus melalui resep dokter. Berikut adalah beberapa hal lain yang perlu menjadi peringatan dan perhatian selama penggunaan obat Cendo Mycos:

  • Jangan gunakan obat Cendo Mycos pada pasien yang hipersensitif terhadap Hydrocortisone acetate, Chloramphenicol, dan komponen lain yang terkandung dalam obat ini.
  • Hati-hati penggunaan pada pasien yang memiliki kondisi seperti hipertensi dan diabetes.
  • Penggunaan Cendo Mycos pada ibu hamil masuk kategori C untuk ibu hamil yang artinya obat ini hanya dapat digunakan apabila manfaat yang didapatkan lebih besar dari efek samping yang mungkin terjadi.
  • Jangan hentikan penggunaan obat ini tanpa petunjuk dokter karena menghentikan penggunaan antibiotik sembarangan dapat menyebabkan bakteri menjadi resisten terhadap obat.


Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Rabu, 24 April 2024

Afasia: Penyebab, Jenis, Gejala, Pengobatan

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

afasia-doktersehat

DokterSehat.Com – Adanya gangguan atau kelainan pada organ otak menimbulkan pelbagai masalah kesehatan tubuh, utamanya berkaitan dengan kemampuan motorik dan verbal. Hal ini tentu saja akan menghambat aktivitas seseorang, bahkan tak jarang berujung pada kelumpuhan. Salah satu penyakit yang diakibatkan oleh terganggunya fungsi otak adalah afasia. Apa itu afasia? Apa penyebab afasia? Bagaimana mengobati afasia?

Apa Itu Afasia?

Afasia adalah penyakit kelainan otak yang mengakibatkan penderitanya mengalami kesulitan dalam berbicara. Tak hanya itu, penderita aphasia acap kali merasa sulit untuk memilih, merangkai, dan menangkap makna dari suatu kata. Menulis juga menjadi kesulitan lainnya yang dialami oleh para penderita afasia.

Penyakit afasia tersebut lantaran bagian otak yang bertugas untuk memproses bahasa dan kata-kata mengalami kerusakan. Afasia berkaitan dengan penyakit otak lainnya, seperti stroke, kanker otak, atau cedera otak traumatik. Sementara itu, afasia akan berkembang secara bertahap pada mereka yang menderita gangguan saraf progresif.

Penyebab Afasia

Cedera yang mengakibatkan kerusakan pada otak, dalam hal ini bagian otak tempat pemrosesan bahasa dan kata-kata, menjadi penyebab penyakit afasia. Terjadinya cedera ini sendiri tak lepas dari adanya penyakit otak yang sudah lebih dahulu diderita oleh pasien.

Stroke adalah penyakit otak yang kerap dikaitkan dengan afasia. Dilaporkan sekitar 25 – 40 persen penderita stroke yang berhasil sembuh akan berlanjut pada kondisi aphasia ini. Selain itu, penyakit seperti epilepsy juga ditengarai menjadi penyebab afasia.

Afasia juga dipicu oleh sejumlah faktor, yaitu:

  • Tumor
  • Infeksi otak (meningitis, ensefalitis, dsb.)
  • Demensia
  • Parkinson
  • Cedera kepala akibat benturan keras

Jenis-Jenis Afasia

Dilihat dari penyebab dan gejala yang menyertai, afasia terbagi menjadi beberapa jenis. Berikut ini adalah jenis-jenis penyakit afasia yang perlu Anda pahami dan waspadai.

1. Afasia Wernicke

Afasia Wernicke adalah jenis afasia yang diakibatkan oleh kerusakan bagian otak yang berkaitan dengan komprehensi bahasa. Mereka yang mengalami afasia Wernicke umumnya tidak dapat mengerti ucapan yang orang lain atau bahkan mereka sendiri katakan.

Hal ini karena pada saat berbicara, susunan kalimat menjadi sangat acak. Sebagai contoh “lewat duduk bapak depan yang saya sedang”. Kekeliruan berbicara ini lantas dikenal sebagai logorrhea dan menjadi ciri atau gejala afasia Wernicke yang paling mudah dikenali.

Akan tetapi, penderita aphasia ini merasa jika apa yang dia ucapkan sudah benar adanya. Menurunnya kemampuan untuk mengidentifikasi kesalahan dalam berujar (anosagnosia) menjadi alasan hal tersebut bisa terjadi. Pada akhirnya, penderita afasia Wernicke menyadari bahwa ucapan mereka sama sekali tidak benar. Pada kondisi tersebut, penderita akan menjadi emosional dan merasa depresi.

2. Afasia Motorik

Afasia motorik disebut juga sebagai afasia Broca. Afasia jenis ini menyerang bagian otak yang berfungsi untuk memproses ujaran. Penderita afasia motorik merasa kesulitan dalam berujar, akan tetapi masih mengerti apa yang orang lain ucapkan. Dengan kata lain, mereka tidak bisa memanifestasikan apa yang ada di pikirannya ke dalam suatu ujaran.

Afasia motorik kerap diiringi oleh sejumlah kondisi lainnya, seperti hemiplegia, hemiparesis, agraphia, dan alexia. Hal ini terjadi karena adanya pembuluh darah abnormal yang memengaruhi pergerakan salah satu sisi tubuh (umumnya tubuh sebelah kanan).

3. Afasia Transkortikal Motorik

Jenis afasia yang satu ini memiliki ciri atau gejala yang hampir mirip dengan afasia motorik (afasia broca), yakni si penderita tidak mampu menyampaikan apa yang ada di dalam pikirannya ke dalam suatu ujaran.

Akan tetapi, penderita afasia transkortikal motorik dapat dengan mudah mengulangi kata atau kalimat yang diucapkan oleh lawan bicaranya. Sebagai contoh, penderita hendak berkata “saya ingin duduk” namun tidak bisa. Namun, apabila lawan bicaranya mengucapkan kata tersebut, maka penderita afasia transkortikal motorik dapat mengulangi perkataan tersebut tanpa hambatan berarti.

4. Afasia Transkortikal Campuran

Penderita afasia transkortikal campuran mengalami gangguan di sekitar bagian otak yang memproses ujaran (Broca) dan bagian otak yang memproses bahasa (Wernicke). Akibatnya, penderita jenis afasia ini tak mampu memahami perkataannya sendiri maupun lawan bicara.

Menariknya, penderita afasia transkortikal campuran ini mampu memahami dan mengulangi setiap kata atau kalimat dari tulisan maupun lirik lagu yang sudah sering mereka lihat dan dengar. Hal ini bisa terjadi karena baik Broca maupun Wernicke sebetulnya tidak mengalami kerusakan, melainkan bagian-bagian yang ada di sekitarnya. Akibatnya, Broca dan Wernicke tidak mampu mengenali ujaran maupun bahasa secara spontan.

Stroke jenis DAS diklaim menjadi penyebab mengapa seseorang mengalami afasia transkortikal campuran ini.

5. Afasia Transkortikal Sensorik

Afasia trasnkortikal sensorik tergolong sebagai jenis afasia yang kasusnya jarang terjadi. Afasia transkortikal sensorik ditandai dengan ketidakmampuan penderitanya untuk dapat memahami perkataan lawan bicaranya, sementara ia sebetulnya dapat berbicara dengan lancar sebagaimana mestinya.

Sebagai contoh, Anda mengatakan “bagaimana kabarmu?”, maka penderita malah balik bertanya dengan pertanyaan yang sama. Adanya kerusakan pada bagian otak yang memproses bahasa menjadi penyebab afasia transkortikal sensorik ini.

6. Afasia Global

Kerusakan pada otak bagian Broca dan Wernicke yang sudah berlangung lama membawa penderitanya pada kondisi afasia global. Afasia jenis ini ditandai oleh ketidakmampuan seseorang dalam memahami perkataan—baik dirinya sendiri maupun orang lain—serta tidak juga mampu untuk berbicara.

Pada sejumlah kasus, penderita afasia global masih dapat berkomunikasi dengan orang lain dengan memanfaatkan bahasa non-lisan.

Diagnosis Afasia

Guna mendiagnosis penyakit afasia, serta mengukur tingkat keparahan yang dialami oleh penderita, dokter akan melakukan prosedur pemeriksaan. Pemeriksaan ini nantinya dapat mengidentifikasi sejauh mana penderita dapat membaca, menulis, dan berbicara.

Ada 2 (dua) rangkaian pemeriksaan yang umum dilakukan, yaitu:

  • Pemeriksaan kemampuan berkomunikasi, yakni dengan cara meminta pasien untuk menyebutkan satu per satu kata atau kalimat yang telah ditentukan, pun melihat respon pasien ketika diajak berbicara
  • Pencitraan otak, yakni dengan melakukan prosedur CT Scan, MRI, atau tomografi emisi positron. Tujuannya adalah untuk melihat seberapa parah kerusakan yang terjadi pada bagian otak (Broca dan Wernicke) sebagai penyebab afasia

Pengobatan Afasia

Berbicara mengenai pengobatan afasia, maka hal ini harus disesuaikan dengan sejumlah faktor, seperti jenis afasia, penyebab afasia, usia penderita, dan faktor-faktor lainnya. Pasalnya, setiap jenis afasia memiliki metode pengobatan yang berbeda pula.

Pada kasus di mana aphasia disebabkan oleh stroke, misalnya. Penderita akan melakukan terapi wicara dengan dokter yang khusus menangani hal ini. Dokter juga lazimnya akan memberikan obat-obatan guna menunjang terapi, seperti piribedil, idebenone, bromocriptine, dan bifemelane.

Selain itu, perlu gaya berkomunikasi khusus manakala Anda sedang berbicara dengan penderita afasia agar pembicaraan berjalan lancar, yaitu:

  • Bicara perlahan dengan nada yang tidak keras
  • Gunakan bahasa isyarat dengan gerakan tubuh
  • Buatlah tulisan untuk berkomunikasi
  • Usahakan untuk mengajukan pertanyaan yang hanya berujung pada dua jawaban, ya atau tidak
  • Jangan alihkan pandangan mata saat berbicara
  • Selalu berikan semangat dan apresiasi pada penderita

Pencegahan Afasia

Oleh karena afasia umumnya disebabkan oleh penyakit seperti stroke dan infeksi bakteri, maka cara mencegah penyakit ini yaitu dengan mencegah diri Anda terseran penyakit-penyakit tersebut, baik itu dengan mengonsumsi makanan bergizi, maupun menerapkan pola hidup sehat.

Sementara itu, untuk penyebab afasia berupa cedera yang diakibatkan oleh kecelakaan, langkah pencegahan dapat dilakukan dengan selalu berhati-hati dalam beraktivitas, terlebih jika Anda memiliki aktivitas yang berisiko terhadap kecelakaan.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Selasa, 23 April 2024

Terlalu Banyak Minum Air Kelapa Bisa Picu Serangan Jantung?

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

manfaat-air-kelapa-hijau-doktersehat

DokterSehat.Com– Air kelapa termasuk dalam minuman yang digemari oleh siapa saja. Rasanya yang menyegarkan dan kemampuannya dalam menghilangkan dahaga membuatnya selalu dicari-cari banyak orang. Hanya saja, belakangan ini ada anggapan yang menyebut terlalu banyak mengonsumsi air kelapa bisa memicu serangan jantung. Apakah hal ini memang benar?

Bahaya minum air kelapa berlebihan

Meski bisa memberikan manfaat kesehatan, kandungan kalium di dalam air kelapa ternyata juga bisa memberikan efek samping bagi kesehatan jika terlalu banyak dikonsumsi. Hal ini diungkap oleh sebuah penelitian yang bertajuk Death by Coconut.

Dalam penelitian ini, disebutkan bahwa kandungan kalium di dalam air kelapa bisa sampai 10 kali lipat jika dibandingkan dengan yang ada dalam minuman berolahraga. Masalahnya adalah karena rasanya yang nikmat dan menyegarkan, kita bisa mengonsumsi air kelapa dalam jumlah yang jauh lebih banyak.

Kaitan antara air kelapa dengan risiko serangan jantung

Pada penelitian yang hasilnya diunggah dalam jurnal berjudul Circulation, dihasilkan fakta bahwa minum air kelapa akan memicu asupan kalium dengan berlebihan atau yang disebut sebagai hyperkalemia. Penelitian ini juga mengungkap kasus kematian pria berusia 42 tahun akibat terlalu banyak mengonsumsi air kelapa.

Pria yang diketahui berada dalam kondisi sehat ini baru bermain tenis dan kemudian menghilangkan dahaga dengan minum air kelapa sebanyak 8 gelas besar atau sekitar 2,6 liter. Air kelapa sebanyak ini memiliki hampir 700 mg kalium. Setelahnya, sang pria jatuh pingsan hingga dilarikan ke rumah sakit.

Setelah diperiksa oleh dokter, barulah diketahui bahwa kandungan kalium di dalam tubuhnya mencapai 5.500 miligram atau jauh lebih tinggi dari normal, yakni sekitar 4.700 mg saja.

Jika sampai tubuh mengalami kelebihan kalium, maka kita akan mengalami gejala seperti nyeri pada perut, gangguan napas, munculnya keringat dingin, kepala pusing, hingga sensasi tidak nyaman pada dada dan lengan.

Hal ini disebabkan oleh kemampuan kalium dalam mempengaruhi otot, termasuk otot jantung. Karena alasan inilah kinerja jantung bisa terganggu dan akhirnya meningkatkan risiko terkena serangan jantung.

Kandungan air kelapa yang sebaiknya tidak sering dikonsumsi

Selain keberadaan kalium yang memang sebaiknya tidak dikonsumsi dengan berlebihan, pakar kesehatan menyebut adanya kandungan lain di dalam air kelapa yang sebaiknya memang tidak dikonsumsi dengan berlebihan.

Berikut adalah kandungan-kandungan tersebut.

  1. Sodium

Sodium adalah kandungan yang bisa kita temukan di dalam garam. Meski bisa membuat rasa makanan atau minuman menjadi lebih gurih, konsumsi sodium dengan berlebihan bisa memberikan beberapa dampak buruk bagi kesehatan seperti peningkatan tekanan darah. Padahal, sudah menjadi rahasia umum jika tekanan darah tinggi bisa berimbas buruk pada risiko terkena penyakit jantung atau stroke.

Di dalam satu gelas air kelapa, kita sudah mendapatkan 252 miligram sodium atau sekitar 17 persen dari batasan konsumsi asodium harian. Jika kita mengonsumsinya dalam jumlah yang terlalu banyak, dikhawatirkan asupan sodium harian bisa menjadi berlebihan dan akhirnya membahayakan kesehatan tubuh.

  1. Gula

Air kelapa yang tidak diberi tambahan gula atau sirup memiliki kandungan 6 gram gula alami di setiap gelasnya. Masalahnya adalah seringkali produk air kelapa yang kita konsumsi sudah diberi tambahan gula. Sebagai contoh, banyak penjual air kelapa di pinggir jalan yang menambahkan gula merah atau sirup demi membuatnya memiliki rasa yang lebih segar.

Keberadaan gula tambahan ini membuat asupan kalori harian bisa meningkat sehingga akhirnya meningkatkan risiko terkena obesitas. Selain itu, konsumsi gula berlebihan juga bisa meningkatkan risiko diabetes.

Karena alasan inilah sebaiknya kita mengonsumsi air kelapa yang tidak diberi tambahan apapun dan memastikan untuk tidak meminumnya dengan berlebihan.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Senin, 22 April 2024

Benarkah Permen Karet yang Tertelan Akan Bertahan di Tubuh Selama 7 Tahun?

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

permen-karet-doktersehat
Photo Source: Flickr/baileysjunk

DokterSehat.Com– Permen karet termasuk dalam camilan yang disukai siapa saja. Meski tidak bisa ditelan, permen karet bisa membuat napas menjadi lebih segar dan bisa dijadikan olahraga mulut. Hanya saja, tanpa sengaja kita bisa menelan permen karet sehingga membuat khawatir.

Permen karet yang tertelan tidak bisa keluar dari tubuh?

Banyak orang yang menganggap permen karet yang cenderung lengket sehingga sulit untuk melaju di dalam saluran pernapasan. Bahkan, ada yang percaya jika permen karet yang tertelan bisa bertahan di dalam tubuh hingga tujuh tahun lamanya. Apakah hal ini memang benar?

Pakar kesehatan Caleb Backe dari Maple Holistics menyebut mitos permen karet ini sebenarnya mirip dengan mitos bahwa biji-bijian buah seperti jeruk atau semangka jika sampai tertelan bisa sampai tumbuh di dalam perut. Mitos ini tidak benar. Memang, permen karet tidak bisa dicerna oleh tubuh, namun bukan berarti permen karet akan bertahan di dalam perut hingga tujuh tahun lamanya.

Backe menyebut permen karet tetap bisa melaju di dalam saluran pencernaan sehingga akan tetap keluar lewat mekanisme buang air besar sebagaimana makanan-makanan biasanya. Bahkan, cukup jarang ada kasus permen karet bisa bertahan di dalam tubuh hingga seminggu. Hal ini disebabkan oleh kemampuan usus halus tubuh yang langsung mendorong permen karet ke bagian usus besar dan akhirnya dibuang sebagaimana sisa makanan pada umumnya.

Hal ini berarti, jika ada yang menganggap permen karet akan menempel pada usus atau organ pencernaan lainnya, bisa dipastikan bahwa anggapan ini tidak benar.

Hanya saja, bukan berarti kita bisa menelan permen karet sembarangan. Jika kita terlalu sering melakukannya, dikhawatirkan akan menyebabkan penyumbatan usus. Karena alasan inilah kita sebaiknya segera meludahkan permen karet jika memang rasanya sudah jauh menurun.

Efek samping permen karet

Pakar kesehatan menyebut konsumsi permen karet dengan berlebihan ternyata juga kurang baik bagi kesehatan tubuh.

Berikut adalah beberapa dampak kesehatan yang bisa didapatkan jika kita terlalu sering mengunyahnya.

  1. Bisa meningkatkan keinginan untuk makan makanan cepat saji

Sebenarnya, permen karet bisa membantu menahan keinginan ngemil dengan berlebihan. Hanya saja, pakar kesehatan menyarankan kita untuk tidak mengonsumsinya terlalu sering karena justru akan membuat kita lebih tertarik dengan makanan cepat saji.

Hal ini disebabkan oleh sensasi enak dan menyegarkan dari permen bisa menurunkan kemampuan lidah dalam menikmati makanan-makanan sehat yang sayangnya tidak memiliki rasa yang kuat seperti sayuran dan buah. Kita pun lebih ingin menikmati makanan dengan rasa yang kuat layaknya makanan cepat saji.

  1. Bisa menyebabkan masalah radang

Jika kita terbiasa mengunyah permen karet di satu bagian mulut, maka otot rahang bisa menjdi tidak seimbang. Bahkan, bisa jadi hal ini akan memicu gangguan nyeri radang dengan gejala tidak nyaman pada mulut, kekuatan mengunyah yang menurun, sakit gigi, sakit kepala, hingga sakit telinga.

  1. Bisa menyebabkan gangguan pencernaan

Sebuah penelitian yang diunggah hasilnya dalam British Medical Journal menghasilkan fakata bahwa kandungan pemanis buatan di dalam permen karet, yakni sorbitol memiliki sifat pencahar yang bisa menyebabkan dampak berupa diare.

Dalam penelitian ini, disebutkan bahwa mengonsumsi 20 lembar permen karet sudah cukup untuk membuat diare parah hingga membuat partisipan pergi ke toilet hingga 10-12 kali dalam sehari.

Terlalu sering mengunyah permen karet juga bisa membuat kita menelan udara dalam jumlah yang terlalu banyak yang akhirnya membuat risiko terkena perut kembung meningkat.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

6 Pemicu Mudah Lapar Meski Baru Saja Makan

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

cara-menahan-lapar-saat-puasa-doktersehat

DokterSehat.Com– Tujuan dari makan adalah membuat perut tidak lagi merasa lapar. Selain itu, adanya makanan juga bisa menyediakan energi untuk melakukan berbagai aktivitas seharian. Hanya saja, terkadang kita justru merasa cepat lapar meski baru saja lapar. Apa yang menyebabkan hal ini?

Penyebab mudah lapar setelah makan

Meski perut sudah terisi makanan, terkadang kita masih memiliki keinginan untuk makan lagi atau setidaknya ngemil. Pakar kesehatan menyebut ada beberapa hal yang bisa menyebabkan hal ini.

Berikut adalah beberapa diantaranya

  1. Dehidrasi

Dehidrasi atau kekurangan asupan cairan ternyata bisa membuat kita mudah lapar meski sudah cukup makan sebelumnya. Hal ini diungkap oleh Alisa Rumsey yang berasal dari American Academy of Nutrition and Dietetics. Jika tubuh kekurangan cairan, otak ternyata bisa meresponsnya dengan sinyal yang mirip layaknya tubuh kelaparan. Hal ini membuat kita ingin mengonsumsi makanan, bukannya minum air.

Karena alasan inilah jika kita sudah makan sebelumnya namun kembali merasa lapar, sebaiknya segera minum segelas air. Jika dalam waktu 15 menit kita tidak lagi merasakan lapar, besar kemungkinan penyebab rasa lapar ini adalah dehidrasi.

  1. Kurang tidur

Jangan salah, kurang tidur ternyata juga bisa membuat kita merasa mudah lapar, lho. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya produksi hormon ghrelin. Hormon ini akan membuat kita lebih mudah merasa lapar dan ingin terus makan. Kurang tidur juga akan membuat produksi hormon leptin menurun drastis. Padahal, hormon ini sangat dibutuhkan untuk membuat tubuh merasa kenyang jika sudah makan.

Karena alasan inilah orang yang hobi begadang cenderung suka ngemil dengan berlebihan dan akhirnya mengalami peningkatan berat badan.

  1. Stres

Tanpa disadari, stres juga mempengaruhi kebiasaan makan kita. Hal ini disebabkan oleh otak yang bekerja dengan jauh lebih keras sehingga membutuhkan energi lebih banyak. Otak pun mengirimkan sinyal untuk mencari tambahan energi dengan mengeluarkan rasa lapar.

Saat stres, kita juga akan mengalami penurunan produksi hormon serotonin sehingga lebih mudah merasa lapar. Selain itu, saat stres, otak seperti ingin mencari kompensasi demi membuat suasana hati menjadi lebih baik. Salah satu caranya adalah dengan meminta makanan atau camilan yang enak.

  1. Tidak ngemil

Selain makan tiga kali sehari, kita sebenarnya juga membutuhkan ngemil di antara waktu-waktu makan tersebut. Hal ini bisa membantu perut tetap terisi sehingga kita tetap merasa berenergi dan tidak mudah merasa lapar. Hanya saja, karena kesibukan, kita melewatkan waktu ngemil ini dan akhirnya membuat perut terasa lapar.

Cobalah untuk mengonsumsi camilan sehat yang tinggi serat seperti buah-buahan, olahan gandum, atau kacang-kacangan di antara waktu makan demi menahan lapar sekaligus mencegah kenaikan berat badan.

  1. Efek samping obat-obatan tertentu

Beberapa jenis obat-obatan seperti yang diperuntukkan untuk mengatasi depresi ternyata bisa mempengaruhi keseimbangan hormon dan akhirnya membuat kita menjadi lebih mudah lapar meski sudah makan.

  1. Kurang asupan lemak

Banyak orang yang memilih untuk benar-benar menghindari asupan lemak karena tidak ingin mengalami kenaikan berat badan atau sedang dalam program diet. Padahal, lemak masih dibutuhkan oleh tubuh, termasuk dalam menahan rasa lapar. Hal ini disebabkan oleh kemampuannya dalam membuat pencernaan berjalan dengan lebih lambat sehingga membantu rasa kenyang bertahan lebih lama.

Cobalah untuk mengonsumsi lemak sekitar 20 hingga 30 persen dari kebutuhan kalori harian. Hanya saja, pastikan untuk memilih lemak sehat, bukannya lemak jahat atau lemak trans.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.